Untukmu yang Dirundungi Masalah

Seseorang berhenti memberi perhatian mungkin bukan karena dirinya telah berubah, tapi hatinya lelah. Kekecewaan yang dialaminya menyurutkan rasa asih darinya hingga kemudian ia beringas bahkan mungkin berubah pendiam.

Surat untuk Februari (5)

Kepada aku yang sedang berpikir sempit. Hari-hari ini kita memang sedang sulit. Harus serba irit. Tapi bukan berarti menjadi ringkih dan menyerah hanya karena duit.

Surat untuk Februari (4)

Selamat menempuh hidup baru, diri. Hari ini adalah Februari yang kesekian tanpa teman jalan. Tidak mengapa, yang penting kita jangan terlalu nampak kasihan. Kan, sayang, hidup kita begini asiknya dikasihani hanya karena belum punya pasangan.

Surat untuk Februari (3)

Kepada aku yang telah berani mengambil keputusan. Terima kasih, Sayang. Akhirnya, setelah sekian lama, ada juga sesuatu yang ingin dilakukan. Ini mungkin akan mengundang perdebatan. Keluarga tidak akan sepenuhnya mengizinkan. Apalagi orang-orang disekitar, pasti mereka akan banyak mempergunjingkan, seperti biasa yang sudah sering didengarkan.

Surat untuk Februari (2)

Kepada aku yang saat ini sedang jauh dari rumah. Kadang-kadang, kita diselimuti rasa marah, lelah, bahkan ingin menyerah. Wajar. Semua anak rantau tahu rasanya gundah. Tapi sayang, jangan sampai itu membuat kita lalai dari amanah.